produk / detail
Semut Ibrahim
Kisah tentang kebaikan dan ketidakbaikan, pentingnya berpihak kepada kebaikan, dan melunasi hal-hal penting dalam hidup. Menyadari pentingnya memanfaatkan waktu sekarang, menyesal di masa mendatang, dan mengevaluasi penggunaan waktu yang telah berlalu.
Sampul Belakang:
Kisah tentang Semut Ibrahim memberi kita banyak ibrah . Di antaranya ketika kebaikan dan ketidakbaikan sudah di depan mata, kita tidak lagi berbicara tentang menang, sukses, atau berhasil. Kita hanya harus bisa memastikan posisi keberpihakan kita, apakah berpihak kepada kebaikan atau ketidakbaikan. Sekecil-kecilnya usaha, tetap bernilai besar selama kita berpihak kepada hal-hal baik.
Selagi masih di dunia, mungkin masih banyak hal yang ingin kita lunasi, tetapi kita menundanya, atau memendamnya. Melunaskan cinta, melunaskan maaf, dan sejenisnya amat besar harganya. Jika tiada nanti, kita bahkan ingin kembali ke dunia walau hanya satu menit untuk melunasi segala yang tertunda.
Waktu yang telah lewat adalah waktu yang telah hilang. Kita tak mungkin lagi memilikinya. Seseorang yang tidak memanfaatkan waktu sekarang hanya akan menyesal di masa mendatang. Ia tidak akan mungkin dapat kembali ke masa lalu dan memperbaiki kesalahannya.
Tahun-tahun telah lewat. Ada baiknya kita bertanya tentang waktu yang telah kita pergunakan.
Buku ini adalah kumpulan tulisan penulis yang terbit setiap Sabtu di kolom Inspirasi Sabtu Koran Harian AMANAH. Inspirasi Sabtu telah terbit sejak akhir tahun 2016 sampai dengan saat ini.