produk / detail
Menjadi Islam, Menjadi Indonesia
Gerakan radikal merongrong kedaulatan NKRI dengan propaganda sistem khilafah, spirit rahmatan lil'alamin mulai pudar, intoleransi marak, kearifan pemikiran dari Cak Nun, Cak Nur, Gus Mus, dan Gus Dur. Refleksi penting tentang hubungan Islam-Indonesia, keislaman yang moderat, toleran, dan perdamaian, serta menjadi warga Indonesia yang baik.
Sampul Belakang:
Kehidupan beragama di Indonesia kian hari kian menghadapi tantangan yang cukup berat, terutama bagi kalangan muslim . Pasalnya saat ini tidak sedikit yang masih mempertanyakan, "Mengapa Indonesia tidak dibentuk Negara Islam?"
Tidak sampai di situ, ada gerakan-gerakan radikal yang berupaya merongrong kedaulatan NKRI dengan melakukan propaganda, misalnya demokrasi sebagai sistem kufur, dan harus diganti dengan sistem khilafah. Ada juga upaya-upaya yang melakukan pembenturan demi merusak keharmonisan bangsa, seperti Pemerintah vs. umat Islam, ormas Islam vs. ormas Islam, umat Islam vs. umat agama lain, bahkan perbenturan antara konsep Islam vs. Pancasila.
Tantangan lainnya adalah mulai pudarnya spirit rahmatan lil`alamin dalam diri sebagian muslim. Keragaman Indonesia dianggap hal yang membahayakan, seolah-olah Indonesia dimiliki satu golongan saja, akibatnya intoleransi marak di mana-mana. Dari situ dapat dirasakan bahwa kejernihan berpikir dan kearifan dalam berperilaku kini nampaknya menjadi sesuatu yang mulai langka.
Buku ini menyajikan refleksi beragama dan berbangsa sebagai suatu keharusan yang sulit dipisahkan, di mana Islam dan Indonesia memiliki romantisme yang tidak saling bertentangan, justru saling mengisi. Di tengah pergumulan itu, masih ada kalangan Nahdlatul Ulama (NU), santri, dan pesantren yang sepanjang sejarahnya selalu gigih dan komitmen menanamkan keislaman yang moderat, toleran, mengedepankan perdamaian, dan perhatian dalam melestarikan tradisi Nusantara.
Di samping itu, buku kumpulan esai ini juga kaya akan kearifan pemikiran yang bersumber dari sosok Cak Nun, Cak Nur, Gus Mus dan hingga Gus Dur. Mereka sosok guru bangsa yang terus berjasa mencerahkan dan mendidik masyarakat, sehingga tidak hanya berproses menjadi Islam yang taat, tetapi juga menjadi warga Indonesia yang baik.