Elex Media Komputindo - LiT: Left Unsaid karya Hanifa Vidya

produk / detail

LiT: Left Unsaid

sampul depan LiT: Left Unsaid tidak tersedia
Sekolah Bisa Menyakitkan

Pernahkah Anda melihat teman yang diperlakukan tidak adil hanya karena penampilannya? Atau pernahkah Anda menjadi korban dari perisakan? Pahami bagaimana perisakan bisa merusak dan bagaimana kita bisa menghadapinya melalui cerita remaja yang menggugah hati ini. Diam bukan berarti tidak merasa terganggu.

Sampul Belakang:

SATU SEKOLAH BODOH SEMUA!

Namanya itu Bening, bukan Butek! Bercak merah besar di muka kanannya itu port-wine stain birthmark, alias tanda lahir . Bukan koreng, panu, atau kurap. Dia bukan wabah menjijikkan yang harus dijauhi!

Bening juga nggak kalah bodoh. Gelarnya doang langganan juara olimpiade sains. Hobi nyumbang piala buat sekolah. Sumber sontekan satu kelas. Masih mau-maunya dia noleh setiap dipanggil Butek! Aku kira karena badannya mini, makanya dia nggak berani melawan, tapi pas aku mau hajar anak-anak bodoh itu, dia menghentikanku. Sepanjang jalan pulang, dia marah-marah atas tindakanku yang menurutnya nggak berfaedah dan sok heroik.

Lah, kenapa jadi aku yang salah?!

Komentar Penyunting:

Left Unsaid menghadirkan tema perisakan verbal dengan alasan "bercanda", atau menganggap itu bukan bentuk perisakan karena korban sendiri merasa tidak terganggu. Padahal, diam bukan berarti tidak merasa terganggu. Diam bukan berarti merasa tidak sakit hati atas ucapan yang sama sekali tidak lucu di mata korbannya tersebut.

Kali ini, Hanifa Vidya menyajikan cerita remaja dengan tema lumayan berat tetapi relate pada Left Unsaid. Seperti Mereka Bilang Aku Kemlinthi, pembawaan novel ini sangat detail tetapi juga lugas, pintar dengan celetukan-celetukan segar, dan membawa kita pada apa yang biasanya timbul tenggelam dalam kehidupan kita; harapan.

Deni Nugraha Rahman

bukalapak

google play

blibli

lazada

shopee

tokopedia

Buku yang serupa dengan LiT: Left Unsaid di situs elexmedia.id adalah sebagai berikut: