produk / detail
Otak Kiri dan Otak Kanan Anak Sama Penting
Sampul Belakang:
Anak genius tapi tak punya hati nurani? No!
Kepintaran mereka malah disalahgunakan untuk hal-hal negatif . Beri anak pendidikan yang membuatnya jadi orang yang punya hati nurani!
Anak zaman sekarang termasuk anak generasi Z (generation net). Mereka terbiasa dan jauh lebih suka dengan permainan digital, seperti PS/PSP (playstation portable), game boy, game di komputer pc/laptop/komputer tablet atau bahkan di ponsel. Cara mereka berkomunikasi pun menggunakan internet, Facebook, Twitter, Blackberry, dan sebagainya.
Sayangnya permainan menggunakan gadget dan internet teknologi modern tidak melakukan banyak gerakan, terlalu banyak duduk, ditambah konsumsi makanan cepat saji yang padat kalori, sehingga anak rentan kegemukan dan gampang sakit. Ditambah lagi hidup di budaya serba cepat, membuat mereka tidak tahan dengan hal-hal yang lambat. Anak-anak budaya instan ini cenderung serba ingin berhasil dalam waktu cepat, malas mikir, dan kalau bisa tanpa usaha keras.
Hal ini diperparah dengan kurikulum sekolah yang ketat dengan mata pelajaran yang terlalu banyak (ada 14-16 macam), sehingga anak tidak terlatih belajar dengan tekun dan mendalam. Harus belajar sampai sore hari di sekolah membuat anak tak bisa bebas bermain, sehingga anak sudah puas pada lapisan atas saja (kulit) dan kemampuan mengolah bahan, menganalisis secara kritis bahan (penguasaan secara mendalam) kurang diasah. Tak heran bila mereka gampang stres, suka kekerasan, galau, manja, dan depresi, karena otak mereka dipaksa bekerja terus menerus 24 jam hanya untuk mengurusi gadget-gadget mereka.
Padahal, untuk kecerdasan yang optimal serta sehat jasmani dan rohani, anak-anak perlu menyeimbangkan antara otak kiri dan otak kanannya. Anak-anak butuh melatih fisik, kepekaan lingkungan, sopan santun, kepedulian sosial, berinteraksi dengan sesama, dan melakukan berbagai kegiatan yang lebih menenangkan otaknya.
Buku ini berdasarkan penelitian otak terkini dan bisa menjadi inspirasi bagi para orang tua, pemerhati anak, dan pendidik yang ingin menciptakan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan penuh kasih sayang bagi anak. Dengan begitu anak-anak Indonesia akan memiliki otak kanan dan kiri yang seimbang, sehingga tidak mudah terkena stres, depresi, memiliki hati nurani, peka lingkungan serta tidak mudah tergoda narkoba dan tawuran pelajar. Mudah-mudahan saat dewasa nanti mereka menjadi pemimpin yang beriman, jujur, pintar, mencintai sesama, tidak pandang bulu, dan bertanggung jawab.