produk / detail
HARTA PUSAKA CINTA

Chintiya diutus untuk meminta warisan, namun menemui kenyataan tak terduga di kampung halaman yang membuat cerita semakin menarik Saksikan perjuangan Chintiya dalam memperjuangkan hak warisan di tengah konflik keluarga yang rumit, diwarnai dengan dendam dan keinginan untuk melunasi utang
Sampul Belakang:
Chintiya Rubert diutus oleh ibunya, Friska Aisyaharni, untuk menemui neneknya di Ampek Angkek, Sumatra Barat . Misi Chintiya adalah meminta warisan yang menjadi hak ibunya. Friska sendiri tak mau menginjakkan kaki di kampung halamannya. Ia masih memendam dendam karena sikap ibunya yang keras dan selalu menghalang-halanginya, termasuk menentang keras keinginannya menikah dengan Hans Leonard Rubert, seorang pria yang berasal dari Belanda.
Perkawinan memang Friska tak bertahan lama, namun itu tak membuatnya kembali ke kampung halaman. Ia memilih menetap dan berbisnis di Jakarta. Meski pintar berbisnis, Friska pun senang berfoya-foya. Kesenangannya ini membuatnya terbelit utang. Satu-satunya cara yang terpikir oleh Friska adalah membayar utangnya itu dengan harta warisan yang menjadi haknya di kampung halaman.
Namun, Chintiya yang diutus menemui Anduang Rabiah menemui kenyataan yang sama sekali di luar dugaan.