- Belakangan ini dunia dikejutkan oleh hal-hal seperti depresi. 80% penderita depresi ini adalah anak muda khususnya yang menginjak usia 18-25 tahun. Depresi karena tuntutan orang sekitar yang mengharuskannya mampu di bidang yang tidak ia sukai, tuntutan tentang harus berbuat sesuai perintah, atau depresi karena hilangnya perhatian dari keluarga. Di dalam naskah ini, pembaca yang juga mengalami hal yang sama dapat menjadi teman.

Kadang orang di sekitar menjadi penyebab utama untuk memberikan luka. Dalam kisah Acropolis ini kita bisa menyadari bahwa adanya batasan-batasan tertentu untuk percaya pada seseorang.

- Acropolis memiliki arti sebagai benteng. Banyak orang yang seolah-olah merasa kuat, merasa bahwa masalah bukanlah perkara rumit, merasa bahwa ia harus menebar senyuman di depan semua orang. Nyatanya, luka yang tidak segera diselesaikan, suatu saat akan lebam. Tidak apa-apa untuk bilang sudah,ya, untuk mengeluh lelah hari ini. Setidaknya itu mengobati, bukan malah meracuni.

- Tidak hanya target pembaca kalangan remaja, novel ini juga bisa dikonsumsi oleh orang tua. Ada nilai tentang mendidik anak yang tidak harus dipaksakan sesuai kehendak. Seorang anak juga bebas memilih masa depannya sendiri. Ia berhak untuk menentukan apa yang menurutnya baik dan tidak. Orang tua memiliki posisi sebagai pembimbing bukan penuntut.